Kamis, 05 April 2012

Surat Cinta Wanita Cerewet untuk Kekasihnya

Teruntuk Kekasihku Tercinta, 

Maafkan aku, jika lisanku sering menambah beban dan cobaan dalam hidupmu. Sama sekali tak ada niatan dalam hatiku untuk memboroskan kata yang sia-sia, ataupun memberi celah untuk banyak bicara yang tiada berguna.
Mungkin sempat terbersit di batinmu, ”Kalau ada kontes cerewet, pasti pcarku akan jadi juaranya”, dan atau karena talenta alamiku itu membuatmu terganggu.

Tapi yakinlah kekasihku, menjadi cerewet bukan berarti aku adalah seorang wanita yang tidak baikl. Aku hanya bermaksud melakukan sedikit “perubahan” untuk kebaikan hubungan kita. Aku cerewet karena keadaan yang ”memaksaku” menjadi cerewet.

Aku terkadang harus ”senam mulut” karena kejengkelanku terhadapmu yang selalu acuh terhadapku atau karena niat seriusku untuk memberikan batasan demi kebaikan engkau. Kadang aku tidak tertarik pada bahasa yang ilmiah dan logis yang biasa kau sampaikan secara detail ketika memecahkan suatu masalah. Tapi yang aku tahu hanyalah memberikan perhatian dengan bahasa apa adanya yang aku mengerti lewat perasaanku.

Aku menyadari tentang pranata jiwa yang ada dalam pola pikirmu, yang biasa mengungkapkan masalah dengan teliti dan masuk akal, sehingga kau jarang sekali menyoal masalah yang dianggap kecil dan kurang perlu. Namun kekasihku, tolong pahamilah bahwa bagi kebanyakan kami para wanita, masalah kecil ataupun besar tidaklah penting, namun mengungkap masalah yang dianggap masalah itu adalah poin pentingnya. Aku ada untuk melengkapi yang tak ada dalam dirimu: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, dan mengurusi hal-hal sepele. Hingga ketika kau tidak mengerti hal-hal itu, akulah yang akan menyelesaikan bagiannya.

Kekasihku sayang,

Dengan kecerewetanku, aku tak bermaksud suka mencari kesalahan-kesalahan terhadap segala sesuatu dan tak mau mengerti tentang banyak hal. Ini semua karena sistem jiwaku sebagai seorang wanita yang sangat peka dengan banyak hal. Kepekaan hati tentang kepentingan hubungan kita. Sebuah kepekaan hati yang memang telah dan sedang terbangun dalam jiwaku sebagai wanita.

Cerewet ini bukan berarti aku membencimu dan hubungan kita, namun sebaliknya terkadang itu menunjukkan perhatian dan kecintaanku yang lebih. Karena itu, kumohon tetaplah menjadi lelaki yang bijaksana dan pendengar yang baik, karena sebenarnya inti dari semua itu adalah aku ingin dipahami sebagai wanita.
Namun aku sadar kekuranganku sebagai wanita, aku banyak mengungkapkan kata yang kurang menyenangkanmu.

Kekasihku yang bijak,

Pernahkah kau mendengar “Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya, tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya.” Karena itu pula ku sampaikan permintaan maafku karena besarnya niatku untuk selalu membahagiakan engkau, walaupun dengan hal yang mungkin kurang enak yang bernama kecerewetan. Semoga Allah memaafkan kesalahanku dan menjadikan pribadi yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar